Lelahku semakin terasa, seiring air bangsat ini terus
menetes tanpa ku minta.
Sakit ini semakin pilu, saat mawar yang kutanam menusuk
jariku hingga darah menetes tak berhenti.
Senja semakin redup hingga membuatku semakin takut.
Tak ada yang mau peduli tentang aku, tak ada yang bisa
mengerti diriku. Hanya malam dan bisik angin yang selalu menjadi teman
sejatiku.
Kini cinta tak lagi memelukku, dan sayang tak lagi
merangkulku. Yang ada hanya dingin, sunyi dan sepi. Oh Tuhan, mungkin malaikat
sedang tidak memihakku.
Dan Dirimupun kini berubah, tak seperti dirimu yang kukenal.
Hancur, marah, benci, sepi, takut kini memelukku erat,
seakan tak membiarkan bahagia menggapaiku.
Dan iblis disana menertawakan kehancuranku. Dan berbisik “lihat dia yang
kau banggakan, telah mengecewakanmu! Lihat dia yang selalu kau bela dia tak
pernah pedulikanmu! Kau hancur sekarang dan tak ada yang menghiraukan tangismu”
dimana teman yang selalu ku utamakn ?
dimana Pacar yang yang selalu ku banggakan ?
mereka semua menghilang :'(
Asap pekat ini membuatku tenang, tapi disaat bara mati,
aku semakin kalut. Aku teriak sekeras yang aku bisa, aku memaki,aku menangis. tapi tak dihiraukan.
aku marah, ya benarbenar marah pada mereka yang aku anggap teman.
aku benci pada orang yang aku anggap pacar.
mereka ingin dipedulikan, tapi tak mau peduli, mau dimengerti tapi tak ingin mengerti.
benar kata orang, terkadang lebih baik diam daripada menjelaskan apa yang kita rasakan mereka hanya mau mendengar tapi tak ada yang bisa mengerti :(
No comments:
Post a Comment